Minggu, 15 Januari 2012

TERORISME


Mendengar kata Al-Qaeda, kita akan langsung bergidik, karena telah banyak prestasi menteror, kalau boleh dikatakan seperti itu, dimana teror digunakan oleh Al-Qaeda sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana panik, rasa takut yang amat sangat serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror.. Terorisme tidak ditujukan langsung kepada lawan, akan tetapi perbuatan teror justru bisa dilakukan dimana saja dan terhadap siapa saja. Dan yang lebih utama, maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror adalah agar perbuatan teror tadi mendapat perhatian yang khusus.
18 Oktober bahasa Indonesia Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 1 / 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dan Nomor 2 / 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dalam Kaitannya dengan Ledakan Bom Insiden di Bali, 12 Oktober 2002.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Peraturan Daerah Pemerintah Pengganti Undang-Undang) atau Perpu kewenangannya berasal dari UUD 1945 Republik Indonesia (sebagaimana telah diubah). Meskipun berdasarkan Pasal 20 pembentukan undang adalah hak eksklusif DPR (Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat) atau legislatif, Pasal 22 menyediakan, bahwa "dalam hal terjadi keadaan darurat yang menarik", Presiden dapat mengeluarkan Perpu. Perpu tersebut harus, bagaimanapun, harus disetujui oleh DPR pada sidang berikutnya, gagal yang akan selang.

Perpu 1 tahun 2002 menjadi UU No. 15 tahun 2003
Revisi UU No. 15 tahun 2003
pasal 26 RUU
revisi pasal 27 UU
UU No. 15 Tahun 2003
Pasal 34 RUU
Perpu No. 1 Tahun 2002

Teroris! Begitu gampangnya kata itu disebutkan, sehingga orang harus ditangkap, ditembak mati, bahkan sebuah negara harus dihancurkan karena di dalamnya diduga bersembunyi kelompok teroris, seperti yang dialami Irak dan Afghanistan.

Adalah RI dan Iran yang mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas definisi terorisme yang disepakati secara global serta tidak mendefinisikan terorisme secara subyektif seperti yang masih terjadi saat ini.

"Definisi terorisme selama ini masih dianggap `debateble` karena belum tercapai kesepakatan tentang definisi kata itu secara global," kata Ketua DPD RI, Irman Gusman, di Jakarta, Selasa, setelah acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Iran di Museum Nasional Jakarta Pusat.

Ia berpendapat, Indonesia dan Iran memiliki sikap dan pandangan yang sama tentang terorisme global. Kedua negara mengutuk keras segala tindakan teror yang dapat mengancam keamanan dan keselamatan umat manusia.

"Oleh karena itu, Indonesia dan Iran menghendaki agar dilakukan kampanye melawan terorisme internasional di bawah pimpinan PBB," katanya.

Ia juga menegaskan, kedua negara telah sepakat untuk mendesak PBB tentang perlunya segera dicapai kesepakatan mengenai definisi terorisme yang selama ini masih dianggap `debatable`.

Selama ini, Indonesia dan Iran memiliki visi yang sama untuk menciptakan perdamaian dunia bagi hubungan antar-bangsa yang adil dan damai.

Karakteristik Psikologis dan Sasaran Terorisme.
Berdasarkan hasil studi dan pengalaman empiris dalam menangani aksi terrorisme yang dilakukan oleh PBB dapat disimpulkan beberapa kharakteristik psikologi dari pelaku terroris antara lain, sebagai berikut:
• Teroris umumnya mempunyai organisasi yang solid, disiplin tinggi, militan dengan struktur organisasi berupa kelompok-kelompok kecil,dan perintah dilakukan melalui indoktrinasi serta teroris dilatihan bertahun-tahun sebelum melaksanakan aksinya.
• Teroris menganggap bahwa proses damai untuk mendapatkan perubahan sulit untuk diperoleh.
• Teroris memilih tindakan yang berkaitan dengan tujuan politik dengan cara kriminal dan tidak mengindahkan norma dan hukum yang berlaku.
• Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologi yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.
Sasaran aksi teroris umumnya terhadap manusia maupun obyek lainnya yang bertujuan untuk menyoroti kelemahan sistem dan atau pilihan secara seksama untuk menghindari reaksi negatif dari publik atau telah dirancang untuk menghasilkan reaksi publik yang positif atau simpatik. Sasaran strategis teroris antara lain :
• Menunjukkan kelemahan alat-alat kekuasaan ( Aparatur Pemerintah )
• Menimbulkan pertentangan dan radikalisme di masyarakat atau segmen tertentu dalam masyarakat.
• Mempermalukan aparat pemerintah dan memancing mereka bertindak represif kemudian mendiskreditkan pemerintah dan menghasilkan simpati masyarakat terhadap tujuan teroris.
• Menggunakan media masa sebagai alat penyebarluasan propaganda dan tujuan politik teroris.
• Sasaran fisik bangunan antara lain : Instalasi Militer, bangunan obyek vital seperti pembangkit energi , instalasi komunikasi, kawasan industri, pariwisata dan sarana transportasi,
• Personil Aparat Pemerintah, Diplomat ,Pelaku bisnis dan Personil lawan politik



Rentetan Serangan Bom Teroris Di Indonesia 2000-2009
2000
* Bom Kedubes Filipina, Jakarta 2000. 1 Agustus 2000, bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
* Bom Kedubes Malaysia, Jakarta 2000. 27 Agustus 2000, granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
* Bom Gedung Bursa Efek Jakarta 2000. 13 September 2000, ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan.
* Bom malam Natal 2000. 24 Desember 2000, serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.
2001
* Bom Plaza Atrium Senen, Jakarta 2001. 23 September 2001, bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
* Bom Restoran KFC, Makassar 2001. 12 Oktober 2001, ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
2002

Bom Bali Pertama
* Bom malam Tahun Baru 2002. 1 Januari 2002, Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka.
* Bom Bali 2002. 12 Oktober 2002, tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.

2003

Bom JW Marriott 2003
* Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta 2003. 3 Februari 2003, bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.

* Bom JW Marriott 2003. 5 Agustus 2003, bom menghancurkan sebagian hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.
2004

* Bom Kedubes Australia 2004, 9 September 2004, ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. (Lihat pula: Bom Kedubes Indonesia, Paris 2004)
* Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004.
2005

* Bom Pamulang, Tangerang 2005, 8 Juni 2005, bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.
* Bom Bali 2005, 1 Oktober 2005, bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA’s Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran.
* Pemboman Palu 2005, 31 Desember 2005, bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.

2009
* Bom Jakarta 2009, 17 Juli 2009, dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 7.00 WIB.
Sebagai catatan saja selama kurun waktu 2005 -2009 semasa pemerintahan SBY-JK relatif tidak ada bom, namun di akhir masa pemerintahan mereka diwarnai bom yang terjadi di tempat yang sama JW Marriott. Semoga di masa masa mendatang Indonesia diwarnai kedamaian tanpa adanya serangan teror dan pertikaian lagi seterusnya.

1 komentar:

  1. The casino with roulette machines | Vannienailor4166 Blog
    Casino roulette filmfileeurope.com game https://deccasino.com/review/merit-casino/ is one of the most popular https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ casino games in Malaysia. It wooricasinos.info offers the latest games with the best odds, with worrione.com big payouts and easy

    BalasHapus